Oleh : Ronal Kasipmabin

Budaya adalah hal yang paling penting untuk diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lainnya dan keberagaman budaya merupakan aset berharga. Oleh sebab itu, sudah semestinya budaya wajib untuk dilestarikan.

Melihat realita  kehidupan  masyarakat Pegunungan Bintang sekarang ini sangatlah berbeda dengan kehidupan di masa lampau. Terutama dari  segi budaya dan gaya hidup orang asli Pegunungan Bintang, yang sekarang dikenal dengan kehidupan  zaman modern. Zaman saat ini budaya dan gaya hidup orang Pegunungan Bintang semakin mengalami degradasi.

Pegunungan Bintang memiliki keanekaragaman budaya yang kaya dan unik. Namun, pengaruh modernisasi, urbanisasi, dan perubahan sosial ekonomi dan pengaruh budaya asing menyebabkan beberapa budaya asli orang Pegunungan Bintang sedang punah secara perlahan di tengah tengah kehidupan masyarakat. Budaya yang perlahan mengalami degradasi antara lain seperti tarian adat, tata cara pernikahan secara adat, seni tradisional, musik tradisional, pakai adat, makanan tradisional, dan bahasa daerah.

Tarian Adat

Tarian adat yang sangat populer di Pegunungan Bintang adalah Oksang dari suku Ngalum, Jimne dari suku Ketengban/Kupel, Yambir dari suku Murob, dan juga beberapa tarian adat di Pegunungan  Bintang. Tarian adat ini sudah tidak dirasakan atau dipraktekan oleh generasi muda sekarang ini. Rata-rata anak muda orang asli Pegunungan Bintang sekarang tidak tahu main dansa/tarian budaya (Oksang, Jimne dan Yambir). Tetapi yang mereka tahu adalah seperti Yosim, Wisisi, dan atau Patola. Dengan begitu, tarian adat yang semestinya dijaga perlahan mengalami degradasi.

Pernikahan Adat

Jaman sekarang pernikahan sudah langsung dilakukan di gereja. Pernikahan secara adat mulai kurang dilakukan. Dengan begitu, nilai adat dalam pernikahan ini dengan berjalannya waktu sudah tidak dipraktekan lagi.

Bahasa Daerah

Pegunungan Bintang memiliki 7  bahasa daerah. Namun, dengan adanya bahasa Indonesia dan faktor-faktor lain seperti pendidikan modern, bahasa-bahasa daerah ini mulai mengalami degradasi. Banyak anak muda yang lebih memilih berbicara dalam bahasa Indonesia daripada bahasa ibu mereka. Dan ada banyak faktor penyebabnya.

Bahasa ini menjadi bagian terpenting dalam budaya. Karena bila mana bahasa tidak diturunkan dengan baik dan tidak dipahami oleh generasi muda saat ini maka dipastikan budaya secara keseluruhan juga akan ikut punah. 

Seni Dan Kerajinan Tradisional

Seni dan kerajinan tradisional, seperti ukiran kayu, seni anyaman, (yapet dll) dan seni lukis khas daerah, telah menjadi kurang populer karena kurangnya minat generasi muda dan berkurangnya waktu luang untuk praktik-praktik ini.

Musik Tradisional

Musik tradisional di Pegunungan Bintang memiliki instrumen-instrumen khas dan gaya yang unik. Namun, modernisasi telah membawa musik luar yang lebih dominan mempengaruhi masyarakat sehingga musik tradisional ini terpinggirkan. Terlebih khususnya bagi anak-anak mudah sekarang tak lagi mengenal lagu daerah(bar) tetapi mereka anak-anak muda lebih tau mempraktekan atau menyanyi lagu-luar dari bahasa asing, seperti lagu PNG, Ingris (lagu barat), dll.

Pakaian Tradisional 

Pakaian tradisional, pakaian adat khas Pegunungan Bintang terbuat dari bahan-bahan alami seperti daun cawat, kulit, koteka  dan serat tanaman. Pakaian ini memiliki motif-motif unik yang mencerminkan identitas etnis dan daerah. Pakaian adat pakaian tradisional adalah bagian penting dari identitas budaya suatu masyarakat.

Namun, pakaian adat di Pegunungan Bintang semakin jarang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari, karena pengaruh dari gaya berpakaian modern. Generasi mudah saat ini kadang rata-rata takut memakai koteka (okbul).

Upaya Pelestarian Budaya

Untuk melestarikan budaya Pegunungan Bintang ini, perlu ada pendekatan lintas-generasi dan orang tua serta dukungan baik dari dalam komunitas maupun pemerintah sangatlah penting. Upaya melestarikan warisan budaya harus dilakukan dengan penuh rasa hormat terhadap nilai-nilai lokal dan dengan memastikan partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan setempat.

Sadarlah bahwa budaya yang mana sebagai identitas kita sedang menghilang di Pegunungan Bintang, ini perlu ada beberapa langkah yang dapat di  pertimbangkan untuk melestarikan kembali. Pendidikan budaya lokal mengintegrasikan pendidikan budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Langkah-langkah yang bisa ditempuh juga yaitu seperti pendokumentasian budaya seperti mengumpulkan cerita, lagu, tarian, adat istiadat, dan pengetahuan lokal dalam bentuk dokumentasi seperti foto, video, rekaman dan atau tulisan dapat membantu melestarikan pengetahuan dan praktik budaya.          

Bentuk komunitas, kelompok atau asosiasi yang dapat mendukung pelestarian budaya lokal akan memperkuat gerakan ini dan memungkinkan berbagi pengetahuan antar anggota masyarakat. Kerjasama dengan Institusi berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi cara-cara untuk melestarikan budaya lokal.

Penting untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pelestarian budaya. Pemberdayaan masyarakat lokal dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya akan memainkan peran penting dalam melestarikan identitas yang sedang menghilang di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kesimpulan

Budaya dan identitas masyarakat asli Pegunungan Bintang adalah bagian yang ternilai dari generasi ke generasi. Namun, dampak modernisasi, urbanisasi, dan perubahan sosial dapat mengancam keberlanjutan budaya ini. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan penghargaan terhadap budaya ini sangat penting agar generasi mendatang dapat terus merasakan dan menghargai warisan yang luar biasa ini.

-Penulis adalah mahasiswa Universitas Bale Bandung, Anggota Komapo Korwil Jabodetabek