Oleh : Asai Wasini

Pegunungan Bintang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan, yang letaknya di ujung timur Indonesia berbatasan langsung dengan Papua New Guinea (PNG). Masyarakat yang mendiami daerah ini sejak zaman dulu sudah hidup berdampingan dengan alam dan mempraktikkan budaya mereka dengan penuh rasa hormat terhadap sesama.

Dari cerita yang diwariskan, menceritakan bahwa nenek moyang orang Pegunungan Bintang menjaga kehidupan mereka dengan bijaksana. Mereka mengandalkan pengetahuan lokal wisdom untuk mengelola kekayaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa merusak lingkungan. Kehidupan orang Pegunungan Bintang dulu hidupnya sebagai pemburu, pengumpul, dan petani yang menjalani kehidupan yang sederhana namun berkelimpahan. Tidak sembarang merusak alam dan menghargai hak ulayat kerabat sesama suku mereka yang lain.

Perubahan Yang Signifikan

Pada masa itu (seperti yang sudah dijelaskan di atas), Pegunungan Bintang adalah tempat yang aman, tempat dimana masyarakat suku setempat hidup berdampingan, toleran dan saling menghormati sesama kerabat mereka. Mereka berbagi pengetahuan, keterampilan, berbagi sumber daya yang dimiliki dan hidup rukun dalam berkehidupan tanpa konflik/perang atau pertumpahan darah.

Namun, kehidupan yang harmonis itu tidak bisa bertahan lama. Seperti halnya perubahan dunia yakni era globalisasi dan modernisasi perlahan mengubah tatanan kehidupan masyarakat suku di Pegunungan Bintang. Hal ini menjadi tantangan baru bagi masyarakat suku-suku di Pegunungan Bintang.

Masuknya pengaruh luar seperti perdagangan modern, sistem pemerintahan yang masuk dan mengatur, serta eksploitasi sumber daya alam, dan maraknya persoalan sosial semua itu telah merusak tatanan kehidupan yang damai sebelumnya. Kepentingan politik kelompok yang mengorbankan banyak orang, kepentingan eksploitasi sumber daya alam, kepentingan dan ambisi jabatan dan lain-lainnya telah merubah tatanan kehidupan masyarakat Pegunungan Bintang.

Selain itu, konflik internal dan eksternal terutama yang terkait dengan klaim atas tanah dan sumber daya alam, telah menimbulkan ketegangan juga di antara suku-suku yang sebelumnya hidup damai. Maraknya togel, rolex, miras, ganja dan  narkoba secara drastis telah mengubah kehidupan masyarakat dan meningkatkan tingkat kekerasan.

Saat ini masyarakat Pegunungan Bintang menghadapi tantangan yang kompleks dalam menjaga keberlangsungan hidup dan budaya mereka. Persoalan sosial yang tersu berlangsung di Pegunungan Bintang antara lain :

1. Tingkat kekerasan dan konflik internal. Perdagangan narkoba, miras, ganja dan seks bebas yang mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat dan kerusakan pola hidup.

2. Ketidakpastian atas klaim tanah dan sumber daya alam, bersama dengan meningkatnya persaingan ekonomi dan politik, yang memicu ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda, bahkan yang sebelumnya hidup berdampingan secara damai menjadi tidak akur.

3. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan akses terhadap pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Hal tersebut menciptakan ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Ketimpangan ekonomi dan sosial dapat memperbesar siklus kemiskinan dan ketidak stabilan.

Kesimpulan

Untuk menyelesaikan semua masalah/persoalan di atas ini memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, yang mencakup partisipasi aktif dari seluruh komunitas dan pihak yang dipercaya. Dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mempromosikan perdamaian, menyelesaikan sengketa tanah, memerangi penyebaran narkoba, miras, dan ganja serta menghentikan ketergantungan pada togel, rolex, judi dllnya demi menciptakan tatanan kehidupan yang baik bagi  masyarakat Pegunungan Bintang. Kita sama-sama perlu menyelamatkan Pegunungan Bintang dan menjadikan Pegunungan Bintang sebagai tempat yang aman, damai dan maju dari segala sisi.

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).